Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama. Metode yang digunakan adalah metode non eksperimen.
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan rumus persamaan regresi sederhana serta menghitung
keeratan hubungan antara kinerja tentor
terhadap hasil belajar dengan menguji
linieritas.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar pada peserta bimbingan di
Lembaga Primagama (2) adanya
keeratan hubungan antara kinerja tentor
terhadap kualitas hasil belajar (3) dengan diterapkannya
program-program
pendampingan belajar di Lembaga Primagama menunjukkan
pembelajaran
lebih bermakna dan bermanfaat karena peserta bimbingan belajar dapat
memanfaatkan program-program
tersebut
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Kata
kunci: kinerja pengajar, kualitas peserta bimbingan belajar
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur
pendidikan sekolah (formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (nonformal dan
informal) disingkat PLS. Kehadiran pendidikan formal dan nonformal diharapkan
menjadi dasar yang mampu membangun bangsa dan negara dalam
mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Coombs (2000: 23), mendefenisikan
pendidikan formal sebagai kegiatan yang sistematis, berjenjang, dimulai dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya,
termasuk kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program
spesialisasi, serta latihan professional yang dilaksanakan secara terus
menerus.
Pendidikan
nonformal sebagaimana dinyatakan didalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1, 2 dan 3 yang
intinya merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional diluar jalur
pendidikan formal yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
pengembangan sikap dan kepribadian professional, pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Lembaga bimbingan belajar sudah banyak bermunculan di
Indonesia seperti lembaga bimbingan belajar Primagama sebagai salah satu
lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan bimbingan belajar, dilihat
dari perkembangannya saat ini lembaga Primagama memiliki target antara lain:
(1) untuk dapat mengantar pesertanya lulus ujian seleksi nasional masuk
perguruan tinggi negeri. (2) menjadi juara atau peringkat pada tingkatan kelasnya di sekolah. (3) lulus
pada tingkat SMP dan SMA favorit, alasan yang mendasari target ini ialah
semakin tingginya standar kelulusan nasional sekolah yang ditetapkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga Primagama
ingin mewujudkan setiap peserta bimbingan dapat memenuhi standar kelulusan
tersebut.
Target yang mesti dipenuhi di atas mendorong semua
komponen untuk menjalankan tugas dan perannya dengan sebaik-baiknya, salah satu
komponen tersebut yakni tentor (pengajar) yang sangat berperan dalam mewujudkan
usaha atau target Lembaga Primagama tersebut. Sebagai tentor peserta bimbingan
belajar Primagama, diberi peran sebagai pendamping belajar dengan konsep problem
solving yang dilakukan oleh divisi akademik yang telah merumuskan
silabusnya meliputi: (a) Intructional Guidance (pendampingan belajar), (b)
Education Guidance (pendampingan pendidikan), (c) Personal Guidance
(pendampingan pemecahan masalah pribadi).
Dari ke tiga program pendamping belajar pada kenyataanya belum
dipenuhi oleh Primagama, karena peserta bimbingan belajar pada tahun akademik 2013/2014 dalam
prestasinya belum menempatkan diri sebagai lulusan terbaik, juara atau
peringkat terbaik pada tingkatan kelasnya di sekolah. Selain itu, saat diadakan tes/evaluasi untuk
mengukur kemajuan prestasi yang dicapai selama mengikuti program bimbingan
belajar peserta bimbingan belajar belum semua mempunyai nilai yang memuaskan
pada setiap mata pelajaran. Jadi tidak semua peserta bimbingan belajar yang
mengalami kemajuan prestasi belajar.
KERANGKA TEORETIS
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS HASIL BELAJAR
LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA
Nama primagama diambil dari dua kata yaitu prima dan gama.
Prima artinya utama dan gama artinya singkatan dari nama Universitas Gaja Mada.
Lembaga primagama adalah salah satu
dari lembaga pendidikan nonformal yang didirikan pada tahun 1982, sebagai
lembaga pendidikan nonformal di Indonesia, Primagama menyelenggarakan program
bimbingan pendidikan kepada masyarakat yakni: (1) program pendampingan belajar, (2) program pendampingan
pendidikan, (3) program pendampingan pemecahan masalah pribadi, mulai dari
kelas 3 SD sampai kelas 12 SMA (Sunaryo
Teguh, 2011: 7).
Primagama merupakan lembaga penyelenggara pendidikan
nonformal sesuai dengan ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
yakni menyelenggarakan pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik. Kedudukan Primagama sebagai lembaga kursus (bimbingan
belajar) telah memenuhi ketentuan pada Ayat 4 tentang satuan pendidikan
nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,
pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan
yang sejenis. Pengertian kursus atau bimbingan belajar disini mengacu pada
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga
(Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 menjelaskan bahwa kursus pendidikan luar
sekolah yang diselenggarakan masyarakat adalah satuan pendidikan luar sekolah
yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental
bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja
mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya
dan swadana masyarakat. Dengan demikian lembaga Primagama yang menyelenggarakan
program pendidikan nonformalnya turut mendukung dan menfasilitasi peserta didik
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Perkembangan Lembaga Pendidikan
Primagama yang cukup pesat saat ini seiring dengan visi dan misi yang telah
ditetapkan manajemen. Pada umumnya visi perusahan dihasilkan dari para pendiri
perusahaan, yang tidak lain merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam
jangka panjang.
Adapun visi dan misi di Lembaga
Primagama yang disusun sebagai berikut: (1) Menjadi lembaga bimbingan belajar
yang berskala nasional yang terdepan dalam prestasi (memenuhi kepentingan
organisasi, pemilik dan konsumen). (2)Menjadi tempat karyawan untuk membangun
kesejahteraan bersama (memenuhi kepentingan professional). (3) Menjadi
perusahaan yang sanggup dijadikan mitra usaha yang handal dan terpercaya
(memenuhi kepentingan organisasi dan mitra usaha). (4) Menjadi tempat bagi
setiap insan untuk berkreasi, berkarya, dan mengembangkan diri (memenuhi
kepentingan konsumen, professional dan pemilik). (5) Menjadi aset pendidikan
nasional dan kebanggan masyarakat (memenuhi kepentingan pemerintah dan
masyarakat).
Berbagai respon yang muncul dari
dunia pendidikan dan masyarakat tentang kehadiran Primagama ini, menimbulkan
berbagai reaksi dalam masyarakat. Primagama dinilai sebagai bentuk
komersialisasi dunia pendidikan kita, dipihak lain keberadaan Primagama sebagai
bentuk pengelompokan sosial belajar kemampuan ekonomi (sebab tidak jarang biaya
masuk bimbingan belajar lebih mahal dibandingkan dengan SPP sekolah) dan
pendapat lainnya menilai merebaknya bimbingan belajar Primagama identik dengan
semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan formal
(sekolah) dalam mengantarkan kesuksesan putra-putri mereka.
Diantara berbagai reaksi tersebut ternyata
penyelenggaraan bimbingan belajar Primagama sangat diminati cukup luas
dikalangan para siswa. Sehingga dapat meningkatkan kesadaran bahwa bimbingan
belajar sangat menjanjikan sebagai lahan usaha, Primagama telah menarik minat
dan simpati siswa dan orang tua, sehingga Primagama terus berusaha menemukan
ide-ide dan cara-cara baru untuk menemukan peluang. Primagama serbagai lembaga
bimbingan belajar yang bertekad menjadi “terdepan dalam prestasi” merasa harus
tetap arif dan kreatif, untuk itu manajemen Primagama selalu berusaha untuk
memberikan yang terbaik kepada peserta bimbingan belajar sehingga lahirlah
tradisi-tradisi sebagai berikut: (1) Tenaga pengajar yang professional dan
direkrut serta dilatih dengan sistem yang baku dan memiliki pengalaman. (2) Metode pengajaran menggunakan pendekatan
remedial program (program perbaikan), enrichment
program (program penghayaan), dan consulting
program (program konsultasi). (3) Panduan/modul belajar belajar lengkap dan sistematis dengan berdasarkan
pada GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) yang telah disusun sesuai
kebijakan Depdiknas dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta bimbingan belajar. (4) Diberikan tes/evaluasi secara rutin
dengan tipe soal yang memungkinkan peserta bimbingan belajar untuk dapat
mengetahui serta mengukur tingkat kemajuan prestasi yang telah dicapai selama
mengikuti program bimbingan belajar. (5) Diberikan metode-metode smart
solution dalam pemahaman materi pelajaran berserta kiat-kiat menyelesaikan
soal-soal secara efektif. (6) Setiap tes/evaluasi lembar jawaban dikoreksi dengan menggunakan komputer
sehingga peserta bimbingan belajar dan terjamin akurasi hasilnya (Primagama
telah dilengkapi dengan Optical Mark
Reader (OMR), Opscan 3 dan Opscan 5 NSC yaitu alat yang digunakan
untuk mengoreksi lembar jawaban komputer untuk Ujian Nasional dan Seleksi Masuk
Perguruan Tinggi Negeri. (7) Diberikan konsultasi belajar siswa untuk membantu setiap
kesulitan belajar siswa dan konsultasi pemilihan sekolah lanjut SMP maupun SMA
sesuai dengan kemampuan dan sekolah lanjut/perguruan tinggi yang diharapkan. (8) Sistem pengajaran yang terkoordinisir
secara terpadu dan terpusat serta dipantau oleh Tim Pengendali Mutu Akademik di
kantor pusat. Pola kompetisi
yang sangat ketat agar peserta dapat lulus Seleksi Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SMPTN) membuat Primagama harus mampu mengantar sukses para peserta
bimbinganya, untuk itu Primagama telah membuka berbagai cabang di Indonesia dan
hal ini mendapat respon yang baik dari masyarakat.
KINERJA TENTOR LEMBAGA PRIMAGAMA
Rivai
(2005: 20), mendefensikan bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok
orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakanya sesuai dengan
tanggung jawab seperti hasil yang diharapkan. Sementara itu, Bambang Guritno (2005: 350), menyatakan bahwa kinerja
merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar
yang ditentukan.
Lembaga
Primagama memiliki salah satu komponen yakni tentor (pengajar) yang sangat
berperan dalam mewujudkan visi dan misi Primagama tersebut. Sebagai tentor (pengajar)
peserta bimbingan belajar Primagama, diberi peran sebagai ”pendamping belajar”
dengan konsep problem solving yang dilakukan oleh Divisi Akademik yang
telah merumuskan silabusnya meliputi: (1) Intructional Guidance
(pendampingan belajar), merupakan program pendampingan dan konsultasi belajar
kepada peserta bimbingan belajar
mengenai materi pelajaran dan proses belajarnya. (2) Education
Guidance (pendampingan pendidikan), yaitu konsultasi dan penjelasan secara
detail mengenai pendidikan secara makro baik arah dan tujuan maupun
kebijakanya. (3) Personal Guidance (pendampingan
pemecahan masalah pribabadi), bertujuan membantu para peserta bimbingan belajar
mengatasi masalah pribadi dalam penyesuain diri
dengan aspek-aspek perkembangan kepribadian, keluarga, persahabatan, maupun
lingkungan.
Dengan demikian kinerja tentor
primagama adalah kesediaan tenaga pengajar yang oleh lembaga primagama dipercayakan
untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi peserta bimbingan belajar, baik
berupa kesulitan belajar dan pekerjaan rumah, pengulangan materi sekolah yang
masih belum sepenuhya dipahami, masalah-masalah pendidikan pada skala umum atau
khusus maupun masalah-masalah pribadi.
HASIL BELAJAR
Reigeluth (2009: 55), mendefenisikan
bahwa hasil belajar adalah pengaruh yang memberikan suatu ukuran menilai dari
metode atau strategi spesifik dalam kondisi yang spesifik pula, serta hasil
yang dinginkan adalah tujuan-tujuan (goals)
yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode. Sementara itu, Gagne
(1989: 21), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kapabilitas yang digolongkan
atas informasi verbal, kemampuan menyatakan kembali informasi yang diperoleh
dari proses belajar. Sikap kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tentang
tindakan mana yang akan dilakukan misalnya, pengembangan sikap terhadap belajar
atau sikap terhadap prestasi. Siasat kognitif, kapabilitas yang mengatur cara
bagaimana peserta mengelola belajarnya, Selain itu, Gagne dan Briggs (1988:
149), mendefenisikan bahwa hasil belajar sebagai keseluruhan kecakapan dan
segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan
dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Seodijarto (1993:
49, mengatakan bahwa hasil belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh pengajar
dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya, Andreson dan Krathwohl (2010: 43), dalam revisi taxonomy bloom mengidentifikasi komponen
dalam tujuan/hasil belajar pada dimensi kognitif meliputi: (a) mengingat, (b)
memahami, (c) mengaplikasikan (d) menganalisis, (e) mengevaluasi dan (f)
mencipta, dimana dimensi pengetahuan menurutnya dikelompokan.
PENGAJUAN HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka teoritis diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Hipotesis
deskriptif
Ha
: Terdapat
pengaruh kinerja tentor terhadap hasil belajar
H0
: Tidak
terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap hasil belajar
Hipotesis
statistik
Ha : r ≠
0
H0 : r = 0
PEMBAHASAN
Lembaga
Primagama memiliki salah satu komponen yakni tenaga tentor (pengajar) yang
sangat berperan dalam mewujudkan tekad Primagama yakni Terdepan dalam Prestasi. Sebagai
tenaga tentor (pengajar) peserta bimbingan belajar Primagama, diberi peran
sebagai pendamping belajar dengan konsep problem solving yang dilakukan
oleh Divisi Akademik.
Penelitian
yang dilakukan di Lembaga Bimbingan
Belajar Primagama Cabang Passo Ambon dengan tujuan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja tenaga tentor terhadap kualitas
hasil belajar. Berdasarkan tujuan tersebut maka untuk menguji
hipotesis-hipotesis yang ada, digunakan kuesioner untuk menguji apakah
terdapat pengaruh kinerja tenaga tentor terhadap kualitas hasil belajar dan menghitung tingkat keeratan antara kinerja
tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama.
Hasil
pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kinerja tentor
terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama diperoleh F hitung > F
tabel yaitu 2
, sehingga Ha diterima
dan H0 ditolak pada taraf signifikan 0,05 dan dk 28. Artinya bahwa
terdapat pengaruh kinerja tenaga tentor terhadap kualitas hasil belajar di
Lembaga Primagama. Selanjutnya, hasil
pengujian hipotesis untuk mengetahui keeratan hubungan kinerja tentor terhadap
kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama diperoleh Fhitung < Ftabel
yaitu 2
, sehingga H0 diterima
dan Ha ditolak pada taraf signifikan 0,05. Artinya metode regresi kinerja
tentor terhadap kualitas hasil belajar berpolah linier sehingga terdapat keeratan
hubungan antara kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar.
Pembelajaran
dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
dicapai. Di Lembaga Primagama proses pembelajaran dengan konsep problem
solving melalui peran dan fungsi sebagai: (a) Intructional Guidance (pendampingan
belajar), (b) Education Guidance, (pendampingan pendidikan) dan (c)
Personal Guidance (pendampingan
pemecahan masalah pribadi) membantu tenaga tentor Primagama untuk lebih
kreatif dalam proses pembelajaran. Disamping itu, peserta
bimbingan belajar juga akan memiliki motivasi yang tinggi karena
pembelajaran akan lebih bermakna dan bermanfaat karena selama proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas akan dapat terfasilitasi oleh berbagai
program pendampingan belajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian maka kesimpulan yang
dapat disajikan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap
kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama. Hal ini terlihat pada
yakni
,
terima pada
taraf signifikan 0,05.
2. Adanya keeratan
hubungan kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama
diperoleh Fhitung < Ftabel yaitu 2
, sehingga
diterima dan
ditolak pada taraf signifikan 0,05.
3. Dengan
diterapkannya program pendampingan belajar di Lembaga
Primagama menunjukkan pembelajaran
lebih bermakna dan bermanfaat karena peserta bimbingan belajar dapat memanfaatkan program tersebut
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin. 2011. Kebijakan Pendidikan Nonformal, Teori, Aplikasi dan Implikasi.
Jakarta Timur: Magna Scipt Publishing.
. 2011. Menyamai Pendidikan
Nonformal, Kiat Membangun Lembaga
Kursus. Jakarta Timur: Magna Scipt Publishing.
Andreson,
Lorin W dan David R. Krathwohl. 2010. A
Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: Revision of Bloom’s Taxonomy of
Education Objective. Terjemahan Agung Priharjo. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Coombs,
dkk. 2000. Cara Belajar Baru Bagi
Anak-anak dan Pemuda Pedalaman. USA: Omtermatopma Development.
Gagne
dan Briggs. 1988. Principles of
Intructional Design. New York: Holt Rinehart, and Winston.
Guritno, Bambang dkk. 2005. Pengaruh
Persepsi Karyawan Mengenai Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan
Motivasi Terhadap Kinerja.
Jakarta: Rineka Cipta.
Joesoef, Soelaiman. 2004. Pendidikan Sosial, Usaha Nasional.
Jakarta: Bumi Askara.
. 2004. Konsep
Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Askara.
Reigeluth,
Charles M. 2009. Intructional Design
Theory and Models. New York : Taylor & Francis.
Riduwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta.
. 2012. Pengantar Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfa Beta.
Rivai dan Basri. 2005. Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja
Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfa Beta.
Sukmadinata, dkk. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Teguh, Sunaryo. H.
2011. Mengantarkan Siswanya Sukses
Akademis dan Sukses Meniti Karier. http://dmiprimagamapusat.wordpress.com/bimbel-modern-bimbel-yang-mengantarkan-siswanya-sukses-akademis-dan-sukses-meniti-karier.html.
[Online] di akses 15-03-2014.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.