Sabtu, 24 Oktober 2015

PENGARUH KINERJA TENTOR TERHADAP KUALITAS HASIL BELAJAR DI LEMBAGA PRIMAGAMA


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama. Metode yang digunakan adalah metode non eksperimen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan rumus persamaan regresi sederhana serta menghitung keeratan hubungan antara kinerja tentor terhadap hasil belajar dengan menguji linieritas.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar pada peserta bimbingan di Lembaga Primagama (2) adanya keeratan hubungan antara kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar (3) dengan diterapkannya program-program pendampingan belajar di Lembaga Primagama menunjukkan pembelajaran lebih bermakna dan bermanfaat karena peserta bimbingan belajar dapat memanfaatkan program-program tersebut untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
Kata kunci: kinerja pengajar, kualitas peserta bimbingan belajar


PENDAHULUAN
Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah (formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (nonformal dan informal) disingkat PLS. Kehadiran pendidikan formal dan nonformal diharapkan menjadi dasar yang mampu membangun bangsa dan negara dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Coombs (2000: 23), mendefenisikan pendidikan formal sebagai kegiatan yang sistematis, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya, termasuk kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, serta latihan professional yang dilaksanakan secara terus menerus.
Pendidikan nonformal sebagaimana dinyatakan didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1, 2 dan 3 yang intinya merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional diluar jalur pendidikan formal yang berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional, pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Lembaga bimbingan belajar sudah banyak bermunculan di Indonesia seperti lembaga bimbingan belajar Primagama sebagai salah satu lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan bimbingan belajar, dilihat dari perkembangannya saat ini lembaga Primagama memiliki target antara lain: (1) untuk dapat mengantar pesertanya lulus ujian seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. (2) menjadi juara atau peringkat pada tingkatan kelasnya di sekolah. (3) lulus pada tingkat SMP dan SMA favorit, alasan yang mendasari target ini ialah semakin tingginya standar kelulusan nasional sekolah yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga Primagama ingin mewujudkan setiap peserta bimbingan dapat memenuhi standar kelulusan tersebut.
Target yang mesti dipenuhi di atas mendorong semua komponen untuk menjalankan tugas dan perannya dengan sebaik-baiknya, salah satu komponen tersebut yakni tentor (pengajar) yang sangat berperan dalam mewujudkan usaha atau target Lembaga Primagama tersebut. Sebagai tentor peserta bimbingan belajar Primagama, diberi peran sebagai pendamping belajar dengan konsep problem solving yang dilakukan oleh divisi akademik yang telah merumuskan silabusnya meliputi: (a) Intructional Guidance (pendampingan belajar), (b) Education Guidance (pendampingan pendidikan), (c) Personal Guidance (pendampingan pemecahan masalah pribadi).
Dari ke tiga program pendamping belajar pada kenyataanya belum dipenuhi oleh Primagama, karena peserta bimbingan belajar pada tahun akademik 2013/2014 dalam prestasinya belum menempatkan diri sebagai lulusan terbaik, juara atau peringkat terbaik pada tingkatan kelasnya di sekolah. Selain itu, saat diadakan tes/evaluasi untuk mengukur kemajuan prestasi yang dicapai selama mengikuti program bimbingan belajar peserta bimbingan belajar belum semua mempunyai nilai yang memuaskan pada setiap mata pelajaran. Jadi tidak semua peserta bimbingan belajar yang mengalami kemajuan prestasi belajar.

KERANGKA TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS HASIL BELAJAR

LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA
Nama primagama diambil dari dua kata yaitu prima dan gama. Prima artinya utama dan gama artinya singkatan dari nama Universitas Gaja Mada. Lembaga primagama adalah salah satu dari lembaga pendidikan nonformal yang didirikan pada tahun 1982, sebagai lembaga pendidikan nonformal di Indonesia, Primagama menyelenggarakan program bimbingan pendidikan kepada masyarakat yakni: (1) program pendampingan belajar, (2) program pendampingan pendidikan, (3) program pendampingan pemecahan masalah pribadi, mulai dari kelas 3 SD sampai kelas 12 SMA (Sunaryo Teguh, 2011: 7).
Primagama merupakan lembaga penyelenggara pendidikan nonformal sesuai dengan ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni menyelenggarakan pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Kedudukan Primagama sebagai lembaga kursus (bimbingan belajar) telah memenuhi ketentuan pada Ayat 4 tentang satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Pengertian kursus atau bimbingan belajar disini mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 menjelaskan bahwa kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana masyarakat. Dengan demikian lembaga Primagama yang menyelenggarakan program pendidikan nonformalnya turut mendukung dan menfasilitasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Perkembangan Lembaga Pendidikan Primagama yang cukup pesat saat ini seiring dengan visi dan misi yang telah ditetapkan manajemen. Pada umumnya visi perusahan dihasilkan dari para pendiri perusahaan, yang tidak lain merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam jangka panjang.    
Adapun visi dan misi di Lembaga Primagama yang disusun sebagai berikut: (1) Menjadi lembaga bimbingan belajar yang berskala nasional yang terdepan dalam prestasi (memenuhi kepentingan organisasi, pemilik dan konsumen). (2)Menjadi tempat karyawan untuk membangun kesejahteraan bersama (memenuhi kepentingan professional). (3) Menjadi perusahaan yang sanggup dijadikan mitra usaha yang handal dan terpercaya (memenuhi kepentingan organisasi dan mitra usaha). (4) Menjadi tempat bagi setiap insan untuk berkreasi, berkarya, dan mengembangkan diri (memenuhi kepentingan konsumen, professional dan pemilik). (5) Menjadi aset pendidikan nasional dan kebanggan masyarakat (memenuhi kepentingan pemerintah dan masyarakat).
Berbagai respon yang muncul dari dunia pendidikan dan masyarakat tentang kehadiran Primagama ini, menimbulkan berbagai reaksi dalam masyarakat. Primagama dinilai sebagai bentuk komersialisasi dunia pendidikan kita, dipihak lain keberadaan Primagama sebagai bentuk pengelompokan sosial belajar kemampuan ekonomi (sebab tidak jarang biaya masuk bimbingan belajar lebih mahal dibandingkan dengan SPP sekolah) dan pendapat lainnya menilai merebaknya bimbingan belajar Primagama identik dengan semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan formal (sekolah) dalam mengantarkan kesuksesan putra-putri mereka.
Diantara berbagai reaksi tersebut ternyata penyelenggaraan bimbingan belajar Primagama sangat diminati cukup luas dikalangan para siswa. Sehingga dapat meningkatkan kesadaran bahwa bimbingan belajar sangat menjanjikan sebagai lahan usaha, Primagama telah menarik minat dan simpati siswa dan orang tua, sehingga Primagama terus berusaha menemukan ide-ide dan cara-cara baru untuk menemukan peluang. Primagama serbagai lembaga bimbingan belajar yang bertekad menjadi “terdepan dalam prestasi” merasa harus tetap arif dan kreatif, untuk itu manajemen Primagama selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada peserta bimbingan belajar sehingga lahirlah tradisi-tradisi sebagai berikut: (1) Tenaga pengajar yang professional dan direkrut serta dilatih dengan sistem yang baku dan memiliki pengalaman. (2) Metode pengajaran menggunakan pendekatan remedial program (program perbaikan), enrichment program (program penghayaan), dan consulting program (program konsultasi). (3) Panduan/modul belajar belajar lengkap dan sistematis dengan berdasarkan pada GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) yang telah disusun sesuai kebijakan Depdiknas dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta bimbingan belajar. (4) Diberikan tes/evaluasi secara rutin dengan tipe soal yang memungkinkan peserta bimbingan belajar untuk dapat mengetahui serta mengukur tingkat kemajuan prestasi yang telah dicapai selama mengikuti program bimbingan belajar. (5) Diberikan metode-metode smart solution dalam pemahaman materi pelajaran berserta kiat-kiat menyelesaikan soal-soal secara efektif. (6) Setiap tes/evaluasi lembar jawaban dikoreksi dengan menggunakan komputer sehingga peserta bimbingan belajar dan terjamin akurasi hasilnya (Primagama telah dilengkapi dengan Optical Mark Reader (OMR), Opscan 3 dan Opscan 5 NSC yaitu alat yang digunakan untuk mengoreksi lembar jawaban komputer untuk Ujian Nasional dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.   (7) Diberikan konsultasi belajar siswa untuk membantu setiap kesulitan belajar siswa dan konsultasi pemilihan sekolah lanjut SMP maupun SMA sesuai dengan kemampuan dan sekolah lanjut/perguruan tinggi yang diharapkan. (8) Sistem pengajaran yang terkoordinisir secara terpadu dan terpusat serta dipantau oleh Tim Pengendali Mutu Akademik di kantor pusat. Pola kompetisi yang sangat ketat agar peserta dapat lulus Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) membuat Primagama harus mampu mengantar sukses para peserta bimbinganya, untuk itu Primagama telah membuka berbagai cabang di Indonesia dan hal ini mendapat respon yang baik dari masyarakat.
KINERJA TENTOR LEMBAGA PRIMAGAMA
Rivai (2005: 20), mendefensikan bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakanya sesuai dengan tanggung jawab seperti hasil yang diharapkan. Sementara itu, Bambang Guritno (2005: 350), menyatakan bahwa kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang ditentukan.
Lembaga Primagama memiliki salah satu komponen yakni tentor (pengajar) yang sangat berperan dalam mewujudkan visi dan misi Primagama tersebut. Sebagai tentor (pengajar) peserta bimbingan belajar Primagama, diberi peran sebagai ”pendamping belajar” dengan konsep problem solving yang dilakukan oleh Divisi Akademik yang telah merumuskan silabusnya meliputi: (1) Intructional Guidance (pendampingan belajar), merupakan program pendampingan dan konsultasi belajar kepada peserta bimbingan belajar  mengenai materi pelajaran dan proses belajarnya. (2) Education Guidance (pendampingan pendidikan), yaitu konsultasi dan penjelasan secara detail mengenai pendidikan secara makro baik arah dan tujuan maupun kebijakanya. (3) Personal Guidance (pendampingan pemecahan masalah pribabadi), bertujuan membantu para peserta bimbingan belajar mengatasi masalah pribadi dalam penyesuain diri dengan aspek-aspek perkembangan kepribadian, keluarga, persahabatan, maupun lingkungan.
  Dengan demikian kinerja tentor primagama adalah kesediaan tenaga pengajar yang oleh lembaga primagama dipercayakan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi peserta bimbingan belajar, baik berupa kesulitan belajar dan pekerjaan rumah, pengulangan materi sekolah yang masih belum sepenuhya dipahami, masalah-masalah pendidikan pada skala umum atau khusus maupun masalah-masalah pribadi.  
HASIL BELAJAR
            Reigeluth (2009: 55), mendefenisikan bahwa hasil belajar adalah pengaruh yang memberikan suatu ukuran menilai dari metode atau strategi spesifik dalam kondisi yang spesifik pula, serta hasil yang dinginkan adalah tujuan-tujuan (goals) yang umumnya berpengaruh pada pemilihan suatu metode. Sementara itu, Gagne (1989: 21), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kapabilitas yang digolongkan atas informasi verbal, kemampuan menyatakan kembali informasi yang diperoleh dari proses belajar. Sikap kapabilitas yang mempengaruhi pilihan tentang tindakan mana yang akan dilakukan misalnya, pengembangan sikap terhadap belajar atau sikap terhadap prestasi. Siasat kognitif, kapabilitas yang mengatur cara bagaimana peserta mengelola belajarnya, Selain itu, Gagne dan Briggs (1988: 149), mendefenisikan bahwa hasil belajar sebagai keseluruhan kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Seodijarto (1993: 49, mengatakan bahwa hasil belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh pengajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, Andreson dan Krathwohl (2010: 43), dalam revisi taxonomy bloom mengidentifikasi komponen dalam tujuan/hasil belajar pada dimensi kognitif meliputi: (a) mengingat, (b) memahami, (c) mengaplikasikan (d) menganalisis, (e) mengevaluasi dan (f) mencipta, dimana dimensi pengetahuan menurutnya dikelompokan.           
PENGAJUAN HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka teoritis diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Hipotesis deskriptif
Ha   :  Terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap hasil belajar
H0   :  Tidak terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap hasil belajar
Hipotesis statistik
Ha   :   r ≠ 0
H0   :    r = 0

PEMBAHASAN
Lembaga Primagama memiliki salah satu komponen yakni tenaga tentor (pengajar) yang sangat berperan dalam mewujudkan tekad Primagama yakni Terdepan dalam Prestasi. Sebagai tenaga tentor (pengajar) peserta bimbingan belajar Primagama, diberi peran sebagai pendamping belajar dengan konsep problem solving yang dilakukan oleh Divisi Akademik.
Penelitian yang dilakukan di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Cabang Passo Ambon dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja tenaga tentor terhadap kualitas hasil belajar. Berdasarkan tujuan tersebut maka untuk menguji hipotesis-hipotesis yang ada, digunakan kuesioner untuk menguji apakah terdapat pengaruh kinerja tenaga tentor terhadap kualitas hasil belajar dan menghitung tingkat keeratan antara kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama.
Hasil pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama diperoleh F hitung > F tabel yaitu 2 , sehingga Ha diterima dan H0 ditolak pada taraf signifikan 0,05 dan dk 28. Artinya bahwa terdapat pengaruh kinerja tenaga tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama.  Selanjutnya, hasil pengujian hipotesis untuk mengetahui keeratan hubungan kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama diperoleh Fhitung < Ftabel yaitu 2 , sehingga H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikan 0,05. Artinya metode regresi kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar berpolah linier sehingga terdapat keeratan hubungan antara kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Di Lembaga Primagama proses pembelajaran dengan konsep problem solving melalui peran dan fungsi sebagai: (a) Intructional Guidance (pendampingan belajar), (b) Education Guidance, (pendampingan pendidikan) dan (c) Personal Guidance (pendampingan pemecahan masalah pribadi) membantu tenaga tentor Primagama untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Disamping itu, peserta bimbingan belajar juga akan memiliki motivasi yang tinggi karena pembelajaran akan lebih bermakna dan bermanfaat karena selama proses pembelajaran yang berlangsung di kelas akan dapat terfasilitasi oleh berbagai program pendampingan belajar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat disajikan dalam penelitian ini adalah :
1.    Terdapat pengaruh kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama. Hal ini terlihat pada  yakni , terima pada taraf signifikan 0,05.
2.    Adanya keeratan hubungan kinerja tentor terhadap kualitas hasil belajar di Lembaga Primagama diperoleh Fhitung < Ftabel yaitu 2 , sehingga  diterima dan ditolak pada taraf signifikan 0,05.
3.    Dengan diterapkannya program pendampingan belajar di Lembaga Primagama menunjukkan pembelajaran lebih bermakna dan bermanfaat karena peserta bimbingan belajar dapat memanfaatkan program tersebut untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.


DAFTAR PUSTAKA


Alifuddin. 2011. Kebijakan Pendidikan Nonformal, Teori, Aplikasi dan Implikasi. Jakarta Timur: Magna Scipt Publishing. 

   . 2011. Menyamai Pendidikan Nonformal, Kiat Membangun Lembaga Kursus. Jakarta Timur: Magna Scipt Publishing.

Andreson, Lorin W dan David R. Krathwohl. 2010. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objective. Terjemahan Agung Priharjo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Coombs, dkk. 2000. Cara Belajar Baru Bagi Anak-anak dan Pemuda Pedalaman. USA: Omtermatopma Development.

Gagne dan Briggs. 1988. Principles of Intructional Design. New York: Holt Rinehart, and Winston.

Guritno, Bambang dkk. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja. Jakarta: Rineka Cipta. 

Joesoef, Soelaiman. 2004. Pendidikan Sosial, Usaha Nasional. Jakarta: Bumi Askara.

             . 2004. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Askara.

Reigeluth, Charles M. 2009. Intructional Design Theory and Models. New York : Taylor & Francis.

Riduwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta.

             . 2012. Pengantar Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

Rivai dan Basri. 2005. Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfa Beta.

Sukmadinata, dkk. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Teguh, Sunaryo. H. 2011. Mengantarkan Siswanya Sukses Akademis dan Sukses Meniti Karier. http://dmiprimagamapusat.wordpress.com/bimbel-modern-bimbel-yang-mengantarkan-siswanya-sukses-akademis-dan-sukses-meniti-karier.html. [Online] di akses 15-03-2014.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Comments system

Disqus Shortname