Salah satu kelemahan bangsa kita ini adalah selalu berkiblat pada kebanggaan kebanggaan asing. Termasuk dalam membentuk pola mimpi politik.
Dulu kaum politisi kiri mengidolakan Sovjetisme dalam berpolitik dan menguasai keadaan, hal ini kemudian dikoreksi oleh Tan Malaka bahwa keadaan terbaik, pemeriksaan terbaik dalam alam politik harus dikembalikan pada persoalan persoalan lokal, persoalan persoalan bangsa sendiri. Inilah kenapa kemudian Tan Malaka dimusuhi kaum Komintern dan ingin dihabisi. Di sisi lain banyak kaum kanan mengidolakan Amerika Serikat sebagai kekuatan Liberal bahkan paham Liberal menyusup ke segala lini, dari kebudayaan sampai Agama. Bung Karno sendiri sangat membenci paham liberal itu, karena ini yang merusak jiwa bangsa Indonesia sebenarnya yaitu Gotong Royong. Jadi naif misalnya orang berpaham liberal kok mengaku aku Sukarnois. Karena itu sudah Contradictio in Terminis, bentrok dari akarnya. Kecuali memang orang Liberal itu hanya ingin ndompleng nama Sukarno dalam kepentingan politiknya.
Inilah kenapa Bung Karno bila bercerita di podium podium selalu membangga banggakan Nusantara, membangga banggakan Sriwijaya, membangga banggakan Majapahit. Ini bukan soal Chauvinis, tapi mengembalikan alam bawah sadar rakyat ini untuk menemukan kembali kebesarannya, kekuatan dirinya sebagai manusia.
Orang Indonesia itu hebat hebat, tapi tidak pernah sadar bahwa dirinya hebat karena mereka masih saja mengagung agungkan bangsa asing...
Kembalilah ke alam dasar bangsa Indonesia, Gotong Royong dan banggalah pada bangsamu sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar