Sabtu, 03 Juni 2017

Kumpulan Quotes Keren

-Godlief Malatuny
Tak penting jabatan, kelas, golongan, kasta, keturunan berdarah biru, berdarah merah, miskin kaya, hitam putih, anak pejabat, anak petani, berpendidikan tinggi sampai tak berpendidikan sekalipun, asalkan hidup Anda membawa berkat bagi orang lain. Itu sudah cukup dan tentu menambah deposit kebaikan bagi anak cucumu.
Anda hanyalah manusia, akan pergi dari dunia fana ini sesuai waktu yang sudah ditakdirkan Yang Maha Kuasa.


Jika di atas langit masih ada langit, maka yang baik selalu menjadi musuh bagi yang terbaik.

Mulai dari pagi sampe malam, tidur sampe bangun, bajalan sampe dudu, tatawa sampe menangis, saki sampe bae, lapar sampe kenyang, alfa sampe omega yang pasti ANTUA BASAR selalu ada par Ale dari dolo sampe oras ini.
#Ambon

Hendaklah lisanmu sepadan dengan aksimu.Apa artinya engkau mengucapkan setumpuk kalimat "rohani" namun tindakanmu terlihat seperti dirasuki "roh halus".

Di satu sisi banyak orang pintar yang lahir di republik ini, namun di sisi lain mereka juga pintar mencuri duit rakyat. Maju koruptornya, miskin rakyatnya.

Hendaklah ilmu padi selalu berakar dalam benakmu, agar engkau tak tergerus oleh persaiangan ketat di era pengetahuan ini.

Hatimu adalah destinasi yang mempesona.

Tensi warga di media sosial menggambarkan tensi warga di kotannya.

Kebajikan yang tulus merupakan ukuran riil atas keimanan seseorang terhadap Sang Khalik

Di dalam kerelaan berkorban membuat manusia lebih besar dari dirinya sendiri.

Anda tak akan menyeberangi laut, jika takut melupakan pantai.

Negara akan sekarat jika warganya menganut paham radikalisme.

Kalo dolo Pattimura Tua pegang parang salawaku par lawan kolonial Belanda, sakarang Pattimura Muda hanya pegang pena pendidikan par lawan penguasa yang kadang jalan di rel yang salah.
#Ambon

Allah merupakan aktor kunci dalam film yang berjudul kehidupan manusia.

Ibu Pertiwi darurat toleransi karena semakin banyak kaum sumbu pendek muncul dengan fanatisme sempit.

Kebhinekaan yang Tunggal Ika mesti menjadi harga mati bagi warga di Negara Kebangsaan Pancasila.

Merekat setelah tersekat, mari bersatu jadikan harmoni dalam keberagaman.
#BeragamTapiTunggal

Ini era keterbukaan, jika mengkritik pemerintah saja dilarang, maka kekuasaan sudah terlalu sewenang-wenang

Terkadang keadilan di persimpangan makna

Hukum tabur tuai tetap berlaku di dunia & akhirat. Jangan mengharapkan keadilan di dunia ini.

Jadikan perpisahan dengan orang-orang tersayang di rumah sukacita sebagai ajang perjumpaan dengan cita-cita.

Jangan lari dari beragam serpihan masalah yang kerap menghampirimu. Cobalah rasakan sensasi dalam menyelesaikan masalah.

bahkan seseorang yang memiliki pendidikan tinggi sekalipun tak memberi garansi bahwa ia selalu dewasa dalam bertutur kata dan bertindak. Kita tetap manusia yang tak luput dari kesalahan. Perluaslah rasa maklum.

Jangan pernah meremehkan kata-kata, karena kitab sucipun isinya kata-kata.

Kalah-menang itu SAMA. Sama-sama banyak memberi PELAJARAN

Pada akhirnya kebaikan akan selalu berjaya atas keburukan apapun. Karena sudah tercatat, kebaikan TUHAN selalu menang atas kejahatan iblis.

Gara-gara pilkada, landscape Nusantara telah dikotak-kotakan menurut kamus kepentingan masing-masing.

Di republik yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika "kepo" berada pada urutan pertama, sedangkan "peduli" mungkin berada pada urutan kesepuluh. Warganya lebih "kepo" ketimbang "peduli" pada masalah orang lain.

Menelusuri labirin kota yang semakin hingar bingar demi menemui para sahabat lama.

Pertebal kuping Anda, sebab kehidupan ini banyak diselimuti oleh nada miring.

Pencopet mencopet dompet,
dompet pencopet dicopet pencopet.
Kumbang kambing kembang,
kumbang di kembang,
datang kambing kumbang terbang.
Kupotong kuku kakiku,
karena kuku kakiku kaku.

Perkembangan intelektual dalam peradaban manusia tidak pernah berlangsung dalam satu alur linier yang berotoritas besar (a mainstream).
Alih-alih dalam perkembangan selalu saja terjadi kritik yang mengundang gejolak, tatkala pendidikan yang dipandang normal dan berlegitimasi pada masanya gagal menjawab masalah-masalah baru yang timbul dan selanjutnya hanya akan menerbitkan anomali-anomali saja.

Toleransi oh toleransi...........dimana kau?
=============================
Toleransi bagaikan barang yang amat langka bagimu saudaraku di negeri matahari terbenam.
Ke sini saudaraku, lihat kami di negeri matahari terbit yang begitu menjunjung tinggi toleransi, satu kata yang sulit engkau terapkan di negerimu.
Ke sini saudaraku, lihat kami yang begitu mengedepankan toleransi sehingga kerap terlihat di setiap sudut negeri kami.
Ke sini saudaraku, belajarlah dari kami agar engkau dapat mengerti betapa pentingnya toleransi bagi negeri yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Gesekan yang pernah menelan korban dan air mata telah membuat kami dewasa.
Sekarang negeri kami telah dijadikan sebagai laboratorium antar umat beragama.
Jangan merusak toleransi di negeri kami dengan isu SARA, hoax, dan makar yang engkau tiup ke media.
Karena toleransi telah menjadi semen perekat bagi bangunan kehidupan di negeri kami.
Harapan besar kami, semoga toleransi bisa terlihat dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari di negeri yang amat beragam ini.
Hujan mengajarimu akan arti betapapun kamu tinggi, ada saatnya kamu membumi.

Rendah hati menjadi modal utama untuk menambah deposito pengetahuan dan pengalaman.

Karena roda selalu berputar & dunia selalu bergulir. Maknai sendiri retorika ini & korelasikan dengan hidupmu!

Jangan terlalu cepat menilai orang lain, bisa jadi Anda salah menilai.

Layaknya pesawat terbang yang mengalami "turbulence" perubahan kecepatan aliran udara yang menyebabkan goncangan pada tubuh pesawat, baik kecil maupun besar. Begitu pula media di tanah air yang mengalami perubahan peran dari merefleksikan realitas menjadi merepresentasikan realitas sehingga kerap melahirkan "anomali" maupun "chaos" di kalangan elit maupun publik.

Jika kita tak bermanfaat bagi sesama, maka kita hanyalah orang-orang yang sekedar menumpang hidup di dunia ini.

TUHAN sangat sibuk dengan tangan-Nya untuk menopang, menuntun, memelihara, dan bahkan mendisiplinkan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname