Nuraini Wali
(Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Pattimura)
Sumber Gambar:
https://adesiswoyo12.blogspot.com/2017/04/konsep-demokrasi-dan-pendidikan.html
Jika masyarakat
selalu melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma, aturan dan kaidah maka dengan
sendirinya hancurlah bangsa Indonesia bukan hanya demokrasi kita yang akan
hancur tapi negara tercinta kita juga akan hancur.***
DEMOKRASI kita
kebablasan mungkin kerap terdengar dalam percakapan politik sehari-hari. Namun
kali ini pernyataan itu punya bobot lebih besar ketika diucapkan oleh Presiden
Joko Widodo, kepala pemerintahan sekaligus kepala negara Republik Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jokowi dalam kesempatan pelantikan
pengurus Partai Hanura di Sentul Jawa Barat, 21/02.
Dalam
kesempatan itu, Jokowi, seperti dikutip berbagai media, menyebutkan bahwa
praktik demokrasi kita sudah membuka peluang terjadinya artikulasi politik yang
ekstrim seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme dan
terorisme serta ajaran lain yang bertentangan dengan Pancasila. Bentuk nyata
penyimpangan itu menurut Jokowi adalah politisasi SARA, yang menurutnya harus
dihindari.
Lebih
lanjut, Jokowi menyebutkan bahwa bertebarnya kebencian, kabar bohong, fitnah,
saling memaki dan menghujat bisa menjurus kepada pecah belah bangsa. Jokowi
menyebutkan hal ini adalah ujian yang membuka peluang bangsa ini semakin dewasa,
matang dan tahan uji. Ia kemudian mengimbau agar perilaku seperti ini
dihentikan, dan kuncinya adalah pada penegakan hukum. "Aparat hukum harus
tegas dan tidak usah ragu-ragu," lanjut Presiden Jokowi.
Demokrasi
Indonesia akan berjalan dengan semulanya ketika masyarakat tidak menyentuh sisi
sensitif suatu agama yaitu SARA, dan
bangsa masyarakat Indonesia harus
menghilangkan budaya kebencian, kabar
bohong, fitnah, saling memaki dan menghujat bisa menjurus kepada pecah belah
bangsa. Jika masyarakat selalu melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma, aturan dan kaidah maka dengan
sendirinya hancurlah bangsa Indonesia bukan hanya demokrasi kita yang akan
hancur tapi negara tercinta kita juga akan hancur
Sedangkan
menurut Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD menyebut
bahwa demokrasi Indonesia sudah kebablasan. Hal ini di sampaikan karena Mahfud
menilai demokrasi pada dewasa ini digunakan sebagai jalan untuk melakukan
korupsi. Sekarang korupsi itu ditempuh melalui proses demokrasi sehingga satu
yang salah itu disahkan oleh lembaga demokrasi sehingga menjadi benar.
Misalnya
anda mau korupsi sesuatu, lewat DPR aja pesen pasal pesen undang-undang,"
kata Mahfud di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/9/2018).Dalam
posisi itu, lanjut Mahfud, korupsi bisa dilakukan. Karena ketika ingin diusut
hal itu, para koruptor tidak bisa disalahkan, karena sudah memesan lebih dulu
UU pada DPR. "Ketika mau ditangani secara hukum, ini ada undang-undangnya,
Sudah disetujui DPR dan DPD itu pun kemudian jual beli ini beli kan, nah itu yg
dimaksud demokrasi kebablasan," jelasnya.
Mantan
Ketua MK itu mengungkapkan, dari salah satu hasil penelitian di Australia,
bahwa jika demokrasi itu maju, maka korupsi itu akan bisa dikurangi atau kalau
demokrasi semakin tinggi semakin habis korupsi. "Tapi hasil penelitian
menyebutkan di Indonesia semakin demokrasi semakin banyak korupsinya, berbeda
dengan teori yang berlaku, dalam literatur," ujarnya.
Di
Indonesia jangankan makanan maupun uang yang bisa dilelang, demokrasi pun bisa
dilelang dengan seenaknya. Bagaimana negara kita mau maju kalau
pengurus-pengurusnya pun tidak lihai dalam mengatur negara tercinta kita.
Memakan uang negara tanpa adanya rasa bersalah, demokrasi kita memang sudah
kebablasan.
Kebablasannya
demokrasi kita membuat menderita rakyat
kecil kita yang mengharapkan keadilan dari bangsanya untuk membangun literatur
agar kehidupan makin layak, namun harapan-harapan itu hanya khayalan saja,
bagaimana mau terwujud literaturnya kalau banyaknya korupsi, uang yang akan
dipakai buat pembangun untuk kesejahteraan berasama namun uang itu dipakai
sendiri untuk kesejahteraannya sendiri.
Demokrasi
kita akan lancar, akan berjalan dengan baik jikalau kita bebas dari isu SARA, dan korupsi. Majunya suatu Negara
jika masyarakatnya juga sejahtera dalam arti bebas dari segala kejahatan dan
mendapat keadilan yang merata.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar